Bagi setiap wanita, kehamilan merupakan kepercayaan yang diberikan ALLAH, SWT kepada setiap wanita dengan menitipkan makhluk kecil belum berdaya kedalam rahim wanita pilihan. Tidak semua wanita dapat merasakan hal sedemikian indah nya. Saya termasuk wanita bahagia yang dapat merasakan nikmatnya rasa sakit yang dirasakan setiap wanita hamil.
Pertama kali mengetahui kehamilan saya dan suami sangatlah gembira tiada tandingannya, rasanya ingin memberitahukan kepada seluruh orang bahwa didalam perut saya bakal ada bayi mungil yang lucu yang dapat meramaikan rumah dengan pecahnya tangis dan tawa polosnya. Kebahagiaan dan kesyukuran akan hadiah ini saya buktikan dengan menjaga kesehatan selalu, tapi yang namanya hamil reaksi yang dialami oleh setiap wanita pastilah berbeda tergantung dari tingkat kekuatan rahim. Saat kandungan saya memasuki usia 12 minggu saya mengalami pendarahan yang hebat, sangat banyak mengeluarkan darah dan bukan flek. Disaat itu perasaan saya hamburadul rasa takut akan kehilangan menyelimuti pikiran membuat saya tambah stress. Alhamdulillah Wa Sukurillah berangsur mulai membaik karena ditangani oleh dokter obgyn yang handal dan semua teratasi dengan sempurna.
Tidak sampai disitu rasa kekhawatiran pun timbul kembali saat diketahui bahwa berat janin saya sedikit dibawah normal pada usia 24 minggu, sehingga dokter spesialis obgynpun menyuruh saya untuk memakan segala sesuatu yang bergizi ( Suami pun sempat malu karena difikir tidak pernah dikasih makan yang enak ), padahal karena rasa mual yang saya alami sejak usia kandungan 14 minggu sampai dengan saat ini yang membuat saya muntah jika masuk makanan. Jangan kan minum susu, minum air putih pun ingin muntah, alhasil saya pun bedrest selama 1 minggu full dirumah karena saya yang bekeras tidak mau opname, Agar BB anak dan saya bertambah. Pasca bedrest diusia 25 minggu berat saya hanya naik 5 Kg dari berat badan normal saya, saya takut anak yang saya lahirkan kelak akan sangat kecil karena sedikitnya BB saya yang bertambah. Belum lagi adanya perbandingan dengan kawan sekantor dengan usia kehamilan yang sama tetapi memiliki kenaikan BB yang sangat banyak. Hal ini membuat rasa kekhawatiran saya sebagai seorang ibu terus digeluti rasa takut jikalau nanti anak saya kenapa kenapa. Untunglah suami terus mensupport saya dan memberikan pikiran – pikiran positif untuk menenangkan saya agar tidak terlalu strees karena strees akan berdampak buruk terhadap janin.
Tiba di usia 32 minggu usia kehamilan saya, saya merasakan selalu kontraksi palsu yang sangat menyakitkan, rasa sakit yang saya rasakan 10 kali lipat rasa sakit yang saya rasakan saat saya sedang mengalami nyeri haid. Saya dan suami pun memeriksakan kandungan, ternyata saat di USG anak saya sungsang dan kelilit pusar, saat usia kehamilan ini seharusnya kepala anak berada di mulut rahim sedangkan pada anak saya sebaliknya, sehingga dokter menyarankan untuk melakukan senam hamil agar posisi kepala anak dapat berputar. Satu minggu kemudian saya periksakan kembali kedokter karena saya mengalami kontraksi dengan intensitas pengulangannya sangat cepat yaitu setengah jam sekali dan dokter menyarankan saya tetap melakukan operasi sc karena beberapa factor yaitu pinggul dalam saya sangat kecil, saya memiliki asma,anak saya sungsang dan kelilit pusar. Alhasil jadilah 2 hari kemudian saya melakukan operasi sc. Alhamdulillah pada tanggal 11 september 2014 anak saya lahir pukul 11.55 dengan berat 2500 Gr dengan panjang 45 cm.
Anak saya sangat kecil sekali karena melahirkan diusia satu bulan lebih cepat dari normalnya, tapi saya tetap bersyukur dengan keadaannya yang sehat. Dokter menyarankan agar saya dapat memberikan ASIX sampai dengan 6 bulan agar dapat meningkatkan BB anak saya menjadi BB yang normal.
Alhamdulillahirabbil'alamin saat ini anak saya sudah berusia 8 bulan dan dengan BB layaknya anak yang dilahirkan dengan BB yang normal karena sampai dengan saat ini masih mengonsumsi ASI dan MPASI Home Made yang Insya Allah jika ALLAH, SWT mengizinkan akan saya beri terus sampai dengan usia 2 tahun.
Inilah
#PregnancyStory dari rasa sakit yang saya rasakan saat kehamilan pertama. Rasa sakit yang saya inginkan dan sama sekali tidak memiliki efek trauma melainkan kerinduan ingin mengulangnya kembali.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Pregnancy Story Writing Competition
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Rasa Sakit yang Dirindukan"
Post a Comment