Impian semua para orang tua memiliki anak yang baik budi, santun dalam berbahasa dan sopan terhadap orang yang lebih tua. Walaupun di dalam rumah para keluarga inti seperti Ayah, Bunda, Nenek dan Kakek merupakan orang tua yang telah mengajarkan santun dalam berbahasa, tapi selalu saja ada celah untuk si anak mengikuti perbuatan yang tidak semestinya. Hal ini lah yang banyak dikeluhkan oleh para orang tua dan menurut cerita dari teman-teman saya yang masing-masing memiliki cerita yang berbeda. Maka dari itu Saya dapat menarik garis merahnya bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mencontoh perbuatan kasar, diantaranya adalah :
1. Pengasuh anak
Hal ini banyak di alami oleh anak yang memiliki kedua orangtua yang bekerja yang menitipkan anak dengan pengasuh. Biasanya pengasuh tersebut keceplosan atau bahkan juga tidak mengetahui bahwa anak merupakan peniru yang handal. Kurangnya ilmu dan ketidakpahaman pengasuh tersebut yang membuat Anda para orang tua harus benar-benar teliti dalam mencari pengasuh anak. Karena dari biasanya dalam satu hari, 70% waktu dihabiskan anak dengan pengasuh, bukan dengan anda.
2. Teman sekolah
“Saya merupakan Ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat anak saya sendiri, keluarga saya juga sangat menjaga bahasa agar tidak diikuti oleh anak, tapi kenapa anak saya tetap bersifat kasar dan tidak sopan terhadap orang yang lebih tua?“, ini merupakan pertanyaan yang sering saya dengar saat teman saya curhat, dengan kondisi anak yang sudah sekolah. Dalam satu hari, 12 jam dihabiskan si anak di sekolah. Apalagi sekarang sudah banyak sekolah atau TK yang
full day artinya proses belajar mengajar bisa sampai dengan jam 3-5 sore.
Selama itu, si anak pasti berinteraksi dengan teman sekolahnya, anda sebagai orang tua juga pasti tidak bisa terus mengawasi anak anda kan? Nah, disini lah butuh kerjasama antara anda dan guru. Katakan dengan guru di sekolahnya (wali kelas), saat anak anda berlaku kasar dirumah dan tanyakan siapa kawan terdekatnya di sekolah. Dari situ guru pun dapat mengajarkan arti dari apa yang mereka lakukan kalau itu adalah perbuatan yang salah. Atau jika anak anda berteman dengan anak yang sangat berlaku kasar maka sang guru dapat menunjuk anak tersebut menjadi ketua kelas yang menertibkan kelas hal itu dapat menjadikan anak yang jahil sekalipun menjadi anak yang bertanggung jawab dan tidak akan berlaku kasar dengan temannya yang lain.
3. Teman bermain
“Anak saya belum sekolah saja sudah kasar sekali perilakunya, suka sekali membuat adiknya menangis”, walaupun anak bunda belum sekolah, tetapi anak bunda pasti pernah bermain-main dengan kawannya disekitar rumah bunda kan? Hal yang sangat tidak mungkin jika anda mengurung anak anda terus agar anda tidak berlaku kasar, itu bukanlah jalan keluar yang tepat.
Disinilah kesabaran bunda diuji sebagai orang tua, belajar menjadi orang tua gak ada kata tamatnya, bunda. Selalu ada saja yang menjadi pelajaran baru dalam hal mengajarkan anak. Ajarkan kepada anak anda bahwa apa yang dilakukannya kepada adiknya itu adalah perbuatan yang salah. Yang ada dipikiran si anak adalah
“dia suka dan dilakukan” si anak belum ada berfikir
“itu salah dan ini benar”.
Maka itu peran keluarga inti dalam memisahkan antara yang benar dan yang salah itu sangatlah penting. Walau terkadang perlu juga sedikit “kejutan” kepada anak sebagai pelajaran maksudnya sesekali anda dapat mencubit anak anda jika anak anda melakukan hal yang sama dengan adiknya. Pasti anak anda akan marah karena dicubit, kemudian anda pun mengajarkan ke anak anda, bahwa jika tidak ingin dicubit maka jangan pernah lakukan hal yang sama “abang tau kan gimana sakitnya ?.“ Dari situ si anak akan belajar bahwa ternyata membuat adiknya menangis entah mencubit atau apapun itu adalah perbuatan yang salah.
4. Teknologi
“Anak saya lahir dari keluarga baik-baik, lingkungan sekolah dan rumah yang baik pula, tetapi sesekali saya pernah mendengar anak saya berkata kasar dengan ayahnya, dari mana ia belajar hal itu ??” Sangat banyak faktor yang mempengaruhi bunda. Salah satunya adalah TV yang saat ini membuat saya prihatin karena sudah hampir tidak ada lagi acara TV yang mendidik dan mengajarkan hal-hal yang baik pada anak. Tidak tahu lah siapa yang pantas disalahkan, karena saya tidak mau mencampuri hal itu, yang terpenting saat ini adalah fokus agar apapun yang dilihat dan didengar oleh anak saya maka semua itu akan saya jabarkan agar dia pun memahami arti dari ucapan-ucapan tersebut. Karena terkadang apa yang mereka dengar dan ikuti, mereka sendiri tidak paham apa maksudnya.
Mak dari itu mari kita sama-sama belajar untuk menjadi orang tua yang dapat mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak. Ini merupakan pengingat untuk saya pribadi agar terus dan terus belajar menjadi orang tua yang sempurna untuk anak saya. Kesabaran yang ekstra pasti bisa kita dapatkan. Jika anda terlalu emosi dan tidak sabaran dalam mengurus bengalnya anak anda, ingatlah pada kedua orang tua anda yang dengan sabarnya mengurus, merawat serta menjaga anda dahulu. Apa yang anda hadapi saat ini, juga mereka hadapi saat merawat anda dulu. Tanyakan pada mereka kiat-kiat khusus yang dapat mengajarkan anda menjadi pribadi yang baik saat ini. Sumber ilmu yang abadi adalah ilmu orang tua dalam hal mengasuh anda.
Salam KEB Medan
Belum ada tanggapan untuk "Cara Mengatasi Perilaku Kasar Anak"
Post a Comment