Setiap orang tua khususnya ibu pasti menyanyangi anaknya. Bisa dikatakan harta yang paling berharga dari semua yang ada didunia ini adalah anak. Anak yang dikandung selama 9 bulan, belum lagi rasa sakit yang dirasakan oleh setiap ibu yang berjuang untuk melahirkan anak yang dikandungnya. Itu lah bukti rasa sayang ibu kepada anak. Siaga siang dan malam menjaga anak.
Tapi, tidak semua ibu dapat beruntung untuk menjaga dan melihat tumbuh kembang anak secara langsung. Seperti saya seorang ibu pekerja diluar rumah untuk menyokong perekonomian keluarga, harus rela berpisah selama 10 jam dengan anak, harus siap merasakan sakit di payudara jika tidak diperah karena derasnya ASI yang keluar atau bahkan harus siap ketumpahan ASI di pakaian dalam dan menembus hingga baju. Itu semua dilakukan bukan karena keegoisan dan keangkuhan seorang ibu untuk mendapatkan jabatan ataupun sekedar uang saja.
Jika saja saya dapat memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Mungkin dari dulu saya sudah berhenti dari pekerjaan saya dan saat ini berada dirumah mengurus anak.
Tapi, saya tidak seperti itu, saya yakin dengan anak saya yang walaupun usianya masih sangat belia dia pasti mengerti apa yang dilakukan oleh ibunya. Ibunya tidaklah seorang yang kejam yang tega meninggalkannya walaupun ia menangis. Ibunya bukanlah seorang yang tidak perduli kepada perkembangannya setiap waktu. Dia mengerti kalau ibu nya bekerja hanya untuk dirinya.
Tanpa diketahui oleh semua orang, jauh dilubuk hati seorang ibu tersimpan tangisannya karena tidak dapat melakukan hal yang dilakukan oleh semua ibu normal lainnya. Dibalik senyuman seorang ibu pekerja ada kekuatan yang menguatkan dirinya sendiri untuk tetap berjalan maju dan berprinsip semua yang dilakukan seorang ibu pekerja adalah untuk masa depan anaknya. Ya… itulah kekuatan dari senyuman seorang ibu pekerja
Banyak orang yang bilang kepada saya untuk meninggalkan pekerjaan dan mengurus anak. Mereka semua menganggap saya adalah wanita egois, wanita yang hanya mementingkan diri sendiri dan saya menjawabnya dengan sebuah senyuman. Saya percaya walaupun waktu membatasi saya dengan anak saya tapi saya yakin kalau saya dapat mendidik anak saya menjadi anak yang lebih mandiri, lebih percaya diri dan lebih pemberani ketimbang anak yang lainnya dan saya akan membuat anak saya menjadi bangga telah memiliki seorang ibu seperti saya.
Disini saya tidak ada bermaksud merendahkan tugas menjadi ibu rumah tangga, karena saya tekankan kembali jika saya dibolehkan memilih saya akan memilih tugas menjadi seorang ibu rumah tangga. Tapi, keadaan tidak membolehkan saya untuk memilih. Mungkin kini waktunya saya membuktikan kalau saya dapat mengurus suami dan anak dengan berhasil walau saya berstatus sebagai wanita karir.
Salam wanita karir diseluruh pelosok negeri. Jangan menyerah dengan keadaan bunda, yakin dan percayalah kalau kita juga dapat melakukan apa yang dilakukan ibu rumah tangga lainnya hanya saja dengan cara yang berbeda.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kekuatan Ibu Sebagai Wanita Karir"
Post a Comment